Rabu, 13 April 2016

Tentang Rasa dan Hati

Tak pernah ku mengerti kenapa aku begitu sangat menyukaimu. Kenapa aku begitu sangat mengharapkanmu. Walaupun aku tau pengharapanku sia - sia. Pengharapan yang hanya akan berakhir dengan kekecewaan.
Sudah sepuluh bulan perasaan ini bergelut dihatiku. Sudah sepuluh bulan rasaku tak pernah mati padamu. Walaupun kau pernah tau, jika aku menyukaimu dari pernyataanku sendiri dan sikap sikapku padamu. Ya, aku pernah menyatakan perasaan padamu. Kau balas apa ? Hanya kau balas dengan kata kata yang terus tergiang di telingaku. Bukan kata yang kotor, tetapi kata yang menyiratkan bahwa aku harus melupakanmu karena kau tak akan membalas perasaanku.
Dulu, aku masih bisa mentoleren perasaanku padamu, karena kita jarang bertemu. Tapi sekarang aku tak bisa lagi melakukan itu. Karena kita sekarang sering bertemu. Terkadang kau bersikap seakan akan kau sangat menyukaiku juga. Tapi kadang kau bersikap kau tak pernah menganggap aku ada. Sepertinya aku begitu bodoh dalam hal ini, aku masih saja mengharapkanmu sekalipun bagaimana sikapmu kepadaku. Ialah hati, organ yang tak bisa kuatur untuk suka kepada siapa, untuk jatuh cinta pada siapa. Dan ternyata dia memilihmu, memilih orang yang terlalu sempurna untuk kurcaci yang lupa diri ini. Dalam setiap doaku, aku selalu mendoakanmu dan berharap agar perasaanku ini sirna kepadamu.

Love, 
Ashauki ( yang dirindukan )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar